Belajar Iklan Di Facebook 728x90

Karakteristik Seorang Pengusaha Berdasarkan Awal Memulai Usaha

Hai sobat , sebentar lagi sobat yang masih duduk dibangku SMA kelas 12 mau lulus , apakah kalian siap untuk mengarungi kehidupan baru ? Mungkin dari kalian masih menyukai untuk lanjut studi lagi .. oke itu bagus untuk kepribadian anda, tapi tentukan terlebih dahulu tujuan sebelum memutuskan untuk lanjut studi (red kuliah) karena kalian beranggapan bahwa dengan kuliah / memiliki gelar sarjana dsb itu mudah untuk mendapat kerja yang bagus , gaji tinggi kan ? jika masih memiliki anggapan tersebut , sebaiknya buang jauh – jauh , mengapa ? karena Perguruan Tinggi bukanlah  LPK (Lembagan Pelatihan Kerja) yang siap membimbing peserta didiknya dengak ketrampilan kerja yang memang benar dibutuhkan didunia kerja tersebut , sedangkan Perguruan Tinggi hanya sebatas tempat menimba Ilmu akademis tanpa diimbangi kebutuhan kerja masa kini . Oke , kita tutup permasalahan perkuliahannya , kita akan membahas tentang Karakteristik Seorang Pengusaha Berdasarkan Awal Memulai Usaha , bagi Sobat yang ingin memulai Usaha , yuk simak ulasan berikut .
Studi kasus akan saya jabarkan melalui cerita singkat antara 3 orang (si ahmad , si badu , dan si abil) ketiganya memiliki tujuan yang sama yakni ingin menjadi Wirausahawan ketiganya juga baru lulus SMA tahun 2012 kemarin, akan tetapi ketiganya memulai usaha dengan awal yang berbeda dan persepsi yang berbeda pula . Contoh 1 .Si Ahmad baru saja lulus SMA , dia melamar kerja sebagai TKI di Malaysia dengan masa kerja 2-3 tahun . Si Ahmad berkeinginan setelah pulang dari Malaysia , ia ingin membuat usaha pembuatan batik . Dengan uang yang ia peroleh dari kerja di luar negeri , ia berharap tak lagi kesulitan modal untuk usaha , tidak lagi bingung mau cari uang pinjaman kemana, dsb . Yang ke 2 Si Badu , Si Badu sudah setengah tahun ini menjadi Karyawan di sebuah Pabrik Textil di kotanya , karena status karyawannya di pabrik tersebut adalah “kontrak” yang setiap 3 bulan selalu deg-degan apakah status karyawannya akan diperpanjang atau tidak , akhirnya Si Badu membuat usaha sampingan dengan berjualan makanan beku . Si Badu berharap , dengan usaha sampingannya tersebut , perolehan gaji yang ia terima setiap bulannya ada kenaikan , setidaknya melebih UMR kota , dan Si Badu juga menginginkan usahanya tersebut semakin besar dan maju sehingga si badu tak perlu lagi kerja di pabrik . Dan yang terakhir adalah Si Abil , si Abil ini bisa dibilang penekat tapi pengecut , kenapa ? karena setiap kali Si Abil ini berambisi ingin melakukan / mendapatkan sesuatu yang susah didapatkan / dikerjakan , Si Abil berani mati-matian melakukannya , tapi kalau sudah setengah jalan tidak ada hasil , langsung saja Si Abil berhenti , Si Abil ini setelah lulus SMA ia melanjutkan kuliah di PTN ternama di Jatim dan mendapat beasiswa pendidikan plus biaya hidup , karena sifatnya yang labil , Si Abil ini entah kenapa memilih keluar dari PTN tersebut tanpa alasan yang jelas , padahal waktu SMA si Abil belajar sampai banting tulang biar masuk PTN idaman lewat ujian saringan yang ketat , tiba-tiba baru 2 bulan perkuliahan berjalan malah resign. Tetapi ,karena sifat pintarnya tersebut Si Abil memulai usaha diawal masa keterpurukannya , usaha yang abil tekuni adalah usaha clothingan (kategori pakaian tapi bukan inti utama) , akan tetapi , nasib usaha tersebut gulung tikar karena masalah bahan baku yang sulit dicari dan susahnya perputaran keuangan di bisnis tersebut . Singkat cerita , selama 3 bulan nganggur , Si Abil memulai mencari ide-ide bisnis di internet dan akhirnya , ketemulah dengan bisnis Wholesale .Si Abil memulai usaha Ws dengan tanpa modal banyak , hanya dengan modal (red uang) yang ia pegang saat itu , Si Abil tak memiliki pekerjaan tetap karena ia yakin bahwa bisnis Ws –nya akan maju seperti orang lain dan tentunya lewat proses yang panjang .

Dari cerita motivasi ketiga diatas , baik Si Ahmad , si badu dan si Abil memiliki karakteristik yang unik dan saya akan membahas satu persatu keunggulan dan kekurangan yang dimiliki oleh ketiga orang tersebut . Ini bisa menjadi panduan bagi kita yang ingin memulai usaha , lebih baik yang seperti apa sih ? kan , usaha itu seperti perang (lebay) .
Pertama , mungkin benar ya jika memulai usaha itu harus ada modal kongkrit (red uang) tapi apakah itu akan menjamin keberhasilan seseorang dalam berbisnis ? tidak bukan ? jika si ahmad pulang ke tanah air , lalu ia membawa pulang uang 100jt rupiah (besar ya) tapi ia tak tahu harus memulai usaha darimana , tentu percuma bukan uang tersebut . Kalaupun si ahmad pulang , ujung-ujungnya si ahmad bakalan mencari kerja , kenapa ? uang 100jt rupiah itu akan habis dalam waktu sekejap (menurut saya 1 thn bertahan itu mustahil) , mau dihemat sekalipun , mau ditabung di bank (salah kaprah , baca post sebelumnya tentang “hemat pangkal miskin , boros pangkal kaya”)karena si ahmad telah terdidik menjadi seorang karyawan selama 2-3tahun di luar negeri , ini bisa menjadi bumerang bagi kita yang ingin berwirausaha , minset yang tertanam pada seorang karyawan adalah “awal bulan gajian , hidup enak” , mungkin saja si ahmad berhasil memulai usahanya , tapi apakah ia akan tahan dengan cobaan awal memulai usaha ? kita tidak tahu pastinya .Intinya , jangan memulai usaha dengan mengumpulkan modal terlebih dahulu karena ini sangat beresiko .
Untuk kasus kedua , kasusnya Si Badu , seorang karyawan yang ingin menambah penghasilan perbulan dengan cara berjualan makanan beku , tergantung keinginan Si Badu tersebut , jika si badu sifatnya hanya ingin menambah penghasilan saja tanpa ada rasa keinginan untuk maju ya itu pilihan terbaik bagi si Badu , tapi jika si badu tidak lagi ingin menjadi karyawan dan ingin usahanya tambah pesat , solusinya ya harus keluar dari pabrik tersebut . Kasus ini mirip dengan seorang developer permainan mobile ‘flappy bird’ seorang berkebangsaan vietnam , ia ditanya oleh reporter “kenapa anda masih menjadi karyawan ? , padahal omzet dari permainan yang anda ciptakan itu sudah bagus sekali per harinya ?” si developer menjawab dengan enteng “ saya hanya berjaga-jaga saja , jika permainan tersebut bangkrut , saya kan masih bisa bekerja” . Inti dari kasus kedua , Jangan setengah-setengah dalam berbisnis ! .
Untuk kasus yang ketiga yaitu si abil , mungkin karena si abil telah merasakan betapa enaknya menjadi seorang pengusaha , walaupun masih bersifat kecil . Setidaknya , dalam diri si abil haram hukumnya menjadi seorang karyawan / buruh . si abil lebih memilih untuk menjadi seorang wholesaler yang sukses dan kemudian bisa merambah dunia bisnis lainnya , sehingga di usia 30an , si abil tinggal menikmati kesuksesan yang ia usahakan dari usia awal 20an . Meskipun si abil sudah tidak punya pekerjaan tetap (red karyawan) tapi abil percaya bahwa usaha apapun yang ditekuni dan serius itu akan maju meskipun modal (red uang) sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali . Intinya si abil itu pemberani , kita berharap semoga abil tidak goyah dalam menjalani usaha wholesale-nya . Dalam berperang kita harus berani menghadapi segala sesuatu , dan tentunya si abil punya senjatanya meski bukan dalam bentuk uang . mari kita doakan semoga abil sukses dan kita bisa ketularan . Berdoa mulai !
Kalau sobat mau pilih yang mana untuk memulai bisnisnya ? kalau aku pilih yang ketiga

Previous
Next Post »
Thanks for your comment